MASALAH MENYUSUI

Masalah menyusui paling baik dicegah dengan mengoptimalkan perawatan antepartum, rutinitas kelahiran dan manajemen menyusui serta dengan memberikan dukungan maternal proaktif. Tingkat kenyamanan ibu dan bayi serta pertumbuhan dan haluaran bayi adalah tanda-tanda penting menyusui. Tantangan yang umum terjadi pada masa menyusui adalah ketidaknyamanan payudara dan puting susu, penyerapan dan tidur bayi, masalah medis dan masalah gaya hidup.

1.Lecet Puting Susu

Lecet pada puting susu adalah satu alasan yang paling umum pada wanita yang mempercepat penyapihan. Riset melaporkan bahwa antara 11-96% ibu mengalami lecet pada puting susu. Kesan klinis menunjukan bahwa awal ketidaknyamanan puting susu disebabkan oleh posisi dan perlekatan bayi yang tidak tepat. Nyeri dan lecet dapat segera hilang dengan perbaikkan posisi dan perlekatan bayi pada payudara. Pada kasus terjadinya  abrasi dan fisura puting susu dan areola, nyeri banyak berkurang dengan perbaikan posisi dan letak bayi. Akan tetapi, hilangnya nyeri tidak dapat terjadi hingga kulit yang rusak benar-benar sembuh. Nyeri puting susu tidak hilang dengan perbaikan posisi dan perlekatan bayi mungkin mengalami komplikasi akibat:

  • Inflamasi karena reaksi krim topikal, deterjen, sabun dll.
  • Infeksi candida albicans, staphylococcus aureus atau agen infeksius lain meskipun jarang.
  • Kerusakan perlengkapan atau pakain (BH tidak pas, lapisan BH atau kap BH yang lembab, pelindung puting susu, kap payudara dan salah menggunakan pompa payudara dan alat lain).
  • Ekzema atau psoriasi puting atau areola.
  • Fenomena Raynaund, vasospasme puting yang mengakibatkan perubahan warna puting dalam berespons terhadap pemajanan udara dingin (seperti yang terjadi pada akhir menyusui).
  •  Jarang terjadi gatal-gatal, rasa terbakar, perubahan seperti ekzema pada puting dan areola mungkin disebabkan penyakit Paget payudara yang merupakan kondisi kanker.
  • Protokol terapi untuk infeksi Candida Albicans termasuk terapi puting dengan nistatin topikal, mikonazol atau klotrimazol.

Penanganan Putting Lecet :

1)   Saat menyusui, pastikan putting susu dan aerola masuk ke dalam mulut bayi

2)   Saat menghentikan proses menyusui, masukkan jari ibu ke sudut mulut bayi dan jangan menarik putting susu secara langsung

3)   Olesi krim tertentu (lanolin) pada putting susu

4)   Gunakan antibiotic steroid anastesi tertentu

5)   Bila lecetnya luas, menyusui ditunda 24 – 48 jam dan ASI dikeluarkan dengan tangan atau dipompa

6)   Gunakan es untuk memastikan putting. Minum obat penghilang rasa sakit, misalnya ibuprofen.

2. Pembesaran Payudara

Pembesaran payudara adalah kondisi penuh yang berlebihan pada payudara. Payudara yang mengalami pembesaran cenderung panas dan nyeri dengan kulit tegang dan mengkilat. Pada periode postpartum awal, payudara yang membesar tidak hanya penuh oleh air susu, payudara juga terdiri dari darah ekstra dan limfe yang tertarik ke payudara karena perubahan hormon yang mempresipitasi produksi air susu matur. Jadwal menyusui yang dibatasi diperkirakan merupakan determinan utama pembesaran payudara. Untuk mencegah pembesaran payudara atau pembengkakan, ibu harus dianjurkan untuk menyusui bayinya menurut isyarat bayi, dan dengan posisi yang nyaman. Riset yang menelliti modalitas kenyaman untuk terapi pembesaran menemukan bahwa pemulihan terbaik distensi payudara adalah menyusui. Air susu harus dikeringkan agar ibu mendapatkan pemulihan. Jika bayi tidak mampu menyentuh payudara yang sangat bengkak, rendam dengan air hangat, kompres dingin dan atau penekanan air susu dengan tangan secara perlahan harus dilakukan hingga air susu mulai mengalir dan payudara sedikit melunak.

 3. Duktus Tersumbat

            Duktus tersumbat juga disebut juga kongesti payudara merupakan kejadian yang hampir umum pada minggu-minggu pertama menyusui. Sumbatan duktus diperkirakan terjadi akibat hambatan aliran air susu karena tekanan internal dan eksternal (misalnya pembesaran, BH dan pakaian ketat). Ibu harus dianjurkan untuk menyusui secara sering jika bayi lapar, sebagai upaya mengosongkan area yang tersumbat. Banyak klinisi menganjurkan perubahan orientasi posisi bayi sehingga dagu bayi menekan ke segmen payudara yang tersumbat. Ini bertujuan memfokuskan kerja masase lidah pada area yang tersumbat. Payudara tersumbat yang tidak ditangani dapat berkembang menjadi mastitis. Penting untuk membantu ibu dalam menentukan faktor yang berperan terhadap masalah ini, dan dalam meningkatkan aliran air susu selama menyusui.

Penanganan pada duktus tersumbat:

1)   Gunakan BH yang mendukung

2)   Susui bayi tiap 2 sampai 4 jam meskipun bayi tertidur

3)   Jika aerola mengeras jangan paksakan untu menyusui tetapi berikan kompres air hangat.

4)   Hindari memompa payudara kecuali jika bayi menolak menyusui

5)   Saat bayi menyussui pijat payudara untuk membantu aliran ASI

6)   Untuk mengatasi sakit, kompres dengan air dingin atau makan tablet penghilang sakit (mengandung achetaminophen)

 4. Mastitis

            Mastitis adalah inflamasi yang ditandai satu atau lebih segmen payudara yang tampak panas, merah, dan meradang. Ibu mengalami peningkatan suhu dan perasaan malaise. Inflamasi mungkin infektif atau noninfektif. Mastitis noninfektif dapat terjadi akibat dukutus yang tersumbat, menyebabkan reabsorpsi air susu dari duktus ke dalam ruang interstisial dalam jaringan payudara dan respons inflamasi selanjutnya. Mastitis infektif disebabkan oleh fisura puting atau trauma lain yang menyebabkan jalan masuk agen infektif ke dalam payudara. Agen infektif yang umum adalah Staphylococcus aureus meskipun candida albicans, Escherichia coli, Enterobacteriaceae, dan Mycobacterium tuberculosis (jarang) dikultur dari payudara yang mengalami infeksi. Mastitis bilateral simultan jarang terjadi dan disebabkan oleh infeksi Streptococcus. Karena sulit untuk membedakan antara mastitis infektif dan noninfektif, penanganan khusus meliputi pemberian antibiotik dikloksasilim atau kloksasilin dalam dosis 500 mg empat kali sehari selama 10-14 hari. Penanganan dengan antibiotik penting untuk dijalani sampai selesai karena mastitis telah dinyatakan terjadi kembali apabila penanganan tidak tuntas. Memastikan drainasie yang adekuat pada payudara yang terkena merupakan hal yang penting untuk pemecahan masalah ini, dan diselesaikan dengan menyusui yang kontinyu. Bantu ibu untuk memeperbaiki cakupan mulut bayi pada puting dan aerola dan perlekatan bayi pada payudara. Ibu mungkin perlu menghentikan aktivitas lain selama beberapa hari untuk berfokus pada menyusui, istirirahat dan perawatan diri. Pengobatan antinflamasi, seperti ibuprofen (Mortin, Avil, dll) juga dapat bermanfaat. Faktor yang diperkirakan menjadi penyebab mastitis seperti pembesaran, pemberian makan yang terburu-buru, penggunaan pelindung puting, masalah dalam posisi dan perlekatan bayi pada payudara, BH yang ketat, dan nyeri puting. Klinisi menyatakan bahwa mastitis cenderung terjadi pada wanita penderita anemia, mungkin karena penurunan respon imun. Perubahan yang tiba-tiba dalam frekuensi pemberian makan, seperti penundaan atau melewatkan pemberian makan dengan susu “penunjang” cukup untuk memicu mastitis pada beberapa wanita.

 5. Abses

            Abses adalah penggumpalan pus terlokalisasi di payudara, dibentuk oleh segalami disintegrasi dan dikelilingi oleh area yang mengalami inflamasi. Mastitis yang tidak ditangani dapat menyebabkan pembentukkan satu atau beberapa abses dalam payudara. Sebagaian besar abses perlu dilakukan insisi pembedahan dan mungkin cairan dialirkan ke luar. Eksudat dari abses sebaiknya dikultur untuk menentukan terapi antibiotik yang tepat.

Sumber:

Varney,Helen dkk.2008.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 2.Jakarta: EGC